Jumat, 26 Maret 2010

Follow The Rhythm

Tidak ada hal yang lebih menyenangkan bila dibandingkan dengan bergerak leluasa mengikuti setiap hentakan musik yang diputar oleh tape sore itu. Lelah memang rasanya setelah menjalani aktivitas seharian penuh. Berkutik dengan masalah yang sama setiap harinya, dengan aktivitas dan rutinitas yang juga hampir sama. Selalu statis. Datar sampai-sampai rasanya menjalani hari hanya sekedar sebagai kewajiban untuk dikatakan bahwa kita ini hidup. Jika tidak, maka mungkin orang-orang tidak akan sadar dan mengakui keberadaan kita.


Namun, saat telingaku mulai mendengar suara musik yang keluar dari speaker tape, saat tanpa disadari ternyata tangan dan kakiku sudah bergerak terlebih dahulu sebelum aku sadar untuk menggerakannya, ada suatu perasaan khas yang bergemuruh dari dalam hati untuk mulai bergerak sesuai irama lagu, dan kepenatan itu rasanya hilang begitu saja. Pikiranku akan dengan mudah menyatu dengan lagu dan gerakan yang akan kulakukan dalam hentakan nada berikutnya. Bahkan kadang begitu mengalir sampai aku tidak perlu memikirkan gerakan apa sebenarnya yang harus aku tarikan. Aku dapat bergerak dengan bebas, namun aku harus mampu untuk melakukannya tanpa melupakan keindahan dari tarian itu sendiri. Tapi justru suatu keharusan untuk menjaga keutuhan dari keindahan tarian itu sendiri yang menjadi tantangan yang menyenangkan untuk diriku. Bukan hanya sekedar bergerak tidak karuan ke segala arah, namun bergerak perlahan dan pasti ke arah yang sudah dibuat sedemikian rupa untuk mengatur jalannya tarian itu. Membuang tenaga untuk satu gerakan dan mengumpulkannya kembali untuk gerakan selanjutnya. Menyesuaikan irama lagu dengan setiap detail gerakan. Melangkah, berjalan, melompat, berputar sesuai irama. Bernafas terengah-engah di tengah-tengah tarian. Berpacu dengan detak jantung, memompa darah lebih banyak, meneteskan keringat, dan kembali menikmati musik yang mengalun dengan memberikan sebuah tarian yang terbaik.


Di saat tubuhku mulai bersatu dengan irama lagu aku merasa seolah-olah tubuhku mampu melakukan apa saja. Ia akan bergerak kemanapun yang aku mau. Senang rasanya melakukan hal yang kita cintai dan kita sukai dengan sepenuh hati. Tidak pernah terpikir sebelumnya bahwa ternyata rasanya akan semenyenangkan ini. Seolah-olah aku berada di dunia lain yang berada dalam kehidupan nyata namun dengan keadaan dan suasana yang berbeda. Agak heran karena pada awalnya aku tidak pernah berpikir bahwa dengan menari semua akan terasa begitu menyenangkan. Pada awalnya bahkan aku tidak yakin aku mampu melakukan ini karena semua gerakan memerlukan daya tangkap dan daya ingat yang kuat. Tapi kita tidak akan pernah benar-benar mengetahui sesuatu apabila kita belum mencobanya bukan? Ternyata prakteknya jauh lebih mudah dan menyenangkan. Bila segala sesuatu dilakukan dengan tulus pasti hasilnya akan memuaskan. Lalu begitulah semuanya berjalan dan aku mulai menemukan kepuasan tersendiri dalam menjalaninya.


Bukan hanya merupakan hobi, namun dengan menari aku dapat belajar beberapa hal. Belajar untuk bekerja sama dalam tim, belajar untuk tampil dengan percaya diri, belajar untuk melakukan sesuatu secara total dan tidak setengah-setengah. Di saat latihan terus menerus yang melelahkan selesai dijalani, tiba saatnya untuk tampil di panggung utama. Tampil di antara sekian ratus pasang mata. Awalnya terasa gugup, namun saat pertunjukan dimulai aku mulai menikmati suasana dan atmosfir di tempat itu. Dimana para penonton dapat melihat setiap aksi yang aku tarikan bersama teman-teman yang lain. Tarian adalah sebuah seni. Maka adalah baik adanya bila kita menghargai seni itu dan melakukannya secara total. Aku berusaha melakukan yang terbaik saat berada di panggung. Karena aku juga menikmati keberadaanku di panggung maka tidak pernah aku merasa sedikitpun terpaksa atu tertekan saat akan tampil. Bisa dibilang aku terkadang menantikan saat-saat itu. Bila satu tarian telah selesai, maka akan bermunculan decak kagum dan tepuk tangan dari penonton. Hal itu seperti menjadi upah dan kepuasan tersendiri setelah selesai melakukan tarian. Ada sesuatu yang lain bila kita dapat menghibur orang lain dan membuat mereka menikmati seni itu sendiri. Semakin besar apresiasi penonton terhadap tarian kami aku semakin merasa puas dan menjadi terpacu untuk melakukan yang lebih baik lagi. Tidak pernah ada kata cukup untuk manusia, dan aku merasa semua ini juga masih belum cukup. Masih banyak yang harus dipelajari.


Kadang latihan terus menerus selama berjam-jam setiap harinya membuat tubuh secara fisik sangat lelah. Selesai menarikan satu tarian, untuk bernafas saja susah. Namun itulah tantangan dari menari. Memang lebih baik terus dilakukan setiap hari agar dapat melihat dan memperbaharui kesalahan-kesalahan yang ada. Lagipula walaupun rasanya memang sangat lelah, aku melihat sisi positif dari kegiatan ini. Aku merasa memiliki tubuh yang selalu segar karena terus berolahraga. Bukan hanya membantu secara fisik, tapi juga memiliki pengaruh positif terhadap mental. Kita dihadapkan untuk melakukan yang terbaik agar dapat menghibur penonton, maka kitapun harus nyaman dan menerima diri kita apa adanya. Karena dengan menerima diri kita sendiri secara menyeluruh, maka untuk tampil di depan sekian banyak orang akan terasa lebih mudah. Orang lainpun akan lebih nyaman melihat diri kita dan memberi apresiasi terhadap apa yang sudah kita lakukan. Menari merupakan kegiatan yang bagus dalam proses pembelajaran untuk menerima dan belajar memahami diri sendiri. Bahkan tanpa aku sadari ternyata aku sudah sangat menyukai kegiatan ini. Tidak ada salahnya menyalurkan emosi kita pada hal-hal yang lebih positif.

2 Komentar:

Anonymous anka mengatakan...

luv it!

April 09, 2010 7:19 PM  
Blogger Peppermint Hot Chocolate mengatakan...

thx a loot mam :)

April 18, 2010 3:15 AM  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda